Senin, 10 Mei 2010

info : zat kimia dalam kosmetik menghambat pertumbuhan remaja

Peringatan bagi Anda yang memiliki putri atau adik perempuan. Hati-hati dengan produk-produk kecantikan seperti cat kuku, lotion dan shampo yang digunakannya. Zat kimia yang ditemukan dalam produk-produk tersebut ternyata dapat memicu pubertas awal pada anak perempuan dan menempatkan mereka pada risiko yang lebih besar terhadap penyakit kanker dan diabetes.

Tiga zat seperti phenols, phthalates dan phytoestrogen yang ditemukan pada parfum, lotion dan shampo, diklaim dapat membahayakan tubuh dengan mengganggu hormon anak perempuan.

Dr Maria Wolff, seorang ahli onkologi di Mount Sinai School of Medicine, New York, mengatakan: "Penelitian telah menunjukkan bahwa perkembangan pubertas awal pada anak perempuan dapat memiliki dampak sosial dan medis yang merugikan, termasuk menyebabkan kanker dan diabetes di kemudian hari ".

Hasil ini diketahui setelah tim peneliti melakukan riset tentang efek dari tiga senyawa tersebut, dengan melibatkan 1.151 remaja putri berusia 6-8 tahun di New York City, Cincinnati dan California utara. Dalam tes urin yang dilakukan pada remaja putri, ditemukan tiga jenis zat kimia yang sering terdapat dalam produk kosmetik, yakni phenols, phthalates dan phytoestrogen.

Zat kimia ini akan menambah daya tahan cat kuku dan memberi tambahan aroma pada parfum, lotion, dan shampo. Beberapa juga digunakan untuk meningkatkan fleksibilitas plastik seperti PVC, dan sebagai pelapis pada obat-obatan dan suplemen gizi. Phthalates sendiri dilarang penggunaannya untuk bahan kosmetik di Eropa tetapi diizinkan di Amerika Serikat.

Dalam kadar tinggi, pthalates dan phytoestrogens berhubungan erat dengan pertumbuhan dini payudara. Tapi phthalates yang ditemukan dalam produk personal seperti lotion dan sampo, khususnya yang memberikan keharuman bisa menyebabkan payudara berkembang lebih dini dan menyebabkan rambut kemaluan lebih cepat tumbuh. Zat-zat ini juga sering digunakan dalam produk bangunan dan tube plastik, yang dihubungkan dengan keterlambatan pubertas.

"Kami percaya ada periode tertentu yang penting bagi pertumbuhan kelenjar susu, dan paparan bahan kimia ini dapat mempengaruhi resiko kanker payudara di masa dewasa. Pola makan juga mungkin ada hubungannya dan memiliki dampak. Studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan seberapa kuat hubungan zat kimia dengan masalah pertumbuhan ini," ungkap Dr Maria.

Konsisten dengan penelitian sebelumnya, para peneliti juga menemukan bahwa BMI (indeks massa tubuh) memainkan peranan dalam masa pubertas. Sekitar sepertiga anak perempuan dianggap kelebihan berat badan, yang juga merupakan indikator perkembangan payudara dini. Akibatnya, beberapa zat kimia memiliki asosiasi berbeda pada anak perempuan yang gemuk dan yang tidak gemuk. Karena itu para peneliti terus mengkaji dampak pola makan pada pengembangan pubertas dan risiko kanker payudara.

0 komentar:

Posting Komentar